Minggu, 05 Mei 2013

Pemain Gacong

Daripada bete mikirin timnya yang bubar nggak karuan, akhirnya Kakak Bilal mengikuti saran ayah untuk mengadu peruntungan sebagai pemain cabutan atau istilah gaulnya "gacong". Pemain cabutan adalah pemain yang mendadak direkrut untuk memperkuat satu tim dalam menghadapi turnamen. Tapi pemain ini tidak permanen di tim tersebut. Sebelumnya memang pernah beberapa kali Kakak ditawari jadi kiper gacong di beberapa tim. Tapi, saking setianya dengan tim asalnya, kakak keukeuh nggak mau. Oh ya.. untuk kelas anak-anak, pemain gacong ini nggak pake bayar-bayaran looh. Lebih kepada memperluas silaturahmi, persahabatan, menambah pengalaman dan memberikan angin segar di tim yang ditumpangi. Dulu kakak juga pernah jadi pemain gacong, tapi bukan pada satu turnamen, hanya di satu kali pertandingan persahabatan yaitu menjadi kiper sebuah SD.
Atas jasa relasi dan koneksi orang tua temen Kakak, yang konon sangat interest terhadap aktivitas kakak bermain bola, kakak ditawari menjadi kiper gacong di sebuah SSB yaitu SSB Panama yang bermarkas di Stadion Sangkuriang Cimahi.  SSB Panama akan menghelat turnamen antar SSB se Bandung dan Cimahi yang berjudul Open Turnamen Panama Cup III, yang juga akan berlangsung di Stadion Sangkuriang. Jadi pemain gacong sebenernya nggak mudah, karena si pemain harus ujug-ujug bermain dengan temen-temen yang mungkin belum pernah dia kenal sebelumnya. Belum lagi temen-temen di timnya belum tentu bisa menerima anggota baru yang mendadak nampang saat turnamen, padahal banyak diantara mereka yang berusaha cukup keras agar terpilih menjadi tim inti yang berlaga di turnamen.
Tapi, demi mencari pengalaman, kakak dan Ayah menerima tawaran tersebut dengan senang hati. Alasan lainnya ayah menerima tawaran ini adalah jadwal pertandingannya tidak sepadat turnamen lain. Turnamen Panama Cup III berlangsung hampir 3 bulan, dan jarak satu pertandingan dengan pertandingan lainnya bisa 2-3 minggu. Jadi ayah pikir, nggak terlalu capek bolak-balik ke Cimahi.
Untuk penyesuaian, sebelum pertandingan pertama, ayah dan kakak menyempatkan hadir pada latihan pemanasan. Karena kakak baru saja bergabung, wajar aja kalo pelatih tim Panama tidak yakin dengan kemampuan kakak. So kakak diminta agar lebih sering berlatih supaya lebih bisa bersosialisasi dengan pemain Panama lainnya.  Oh ya.. pada turnamen kali ini, kakak ditempatkan di tim kelompok umur 15 alias satu tingkat di atas kelompok umur pada tim yang biasanya kakak bermain.
Pertandingan pertama, menurut berita di koran ini, ngelawan SSB Young Tiger. Tim kakak sukses besar. Sepertinya karena lawannya memang belum banyak berpengalaman di turnamen. Kata ayah, gawang kakak nggak keserang sama sekali sehingga kakak cuma hilir mudik di bawah mistar gawang sambil nonton temen-temennya. Tapi kenapa bajunya tetep kotor ya? Mungkin nggak rame kalo nggak kotor-kotoran di lapangan bola.
 
Gaya kakak beraksi di bawah mistar gawang
Tiga minggu setelah pertandingan pertama, tim Panama bertanding melawan tim Football Plus. Pertandingan ini agak unik buat kakak karena sebenernya yang main di tim Football plus juga temen-temen kakak. Alkisah, setelah tim kakak yang sebelumnya bubar jalan, temen-temen kakak bak layang-layang putus benang nggak tau mau maen bola dimana.  Akhirnya, satu persatu mereka melirik SSB Football plus, atas saran dari salah satu orang tua dan setelah mereka mencoba sendiri datang berlatih. SSB Football plus adalah SSB yang dikelola oleh Hotel Hilton dan sepertinya cukup kuat permodalannya sehingga anak-anak tersebut tidak perlu membayar sepeserpun untuk bergabung.  Ketika kakak pertama gabung dengan SSB Football plus (FP), kakak sekedar iseng dan melipur lara dari kesedihan akibat bubarnya tim sebelumnya.  Sebelum mulai berlatih di FP, kakak dan ayah sudah terlanjur "teken kontrak" setuju jadi pemain gacong di Panama. So, ketika masuk FP, kakak sama sekali nggak ngerti dan nggak tau kalo ternyata FP juga mengirimkan satu tim sebagai peserta turnamen Panama Cup. Lagipula tim tersebut sudah memiliki kiper, kalo kakak masuk kan nanti malah nggak enak sama kiper tersebut. Cuma, dampaknya ternyata secara psikologis kakak merasa "disisihkan" dan "disangsikan" kemampuannya oleh teman-teman di FP.  So, pada pertandingan ini keliatan kakak ingin sekali "membuktikan" kemampuannya. Pertandingan berakhir dengan kemenangan FP 1-0.  Menurut kakak, skor 1 terjadi pada babak pertama ketika kakak belum turun bermain alias masih dicadangkan. Pada babak kedua, kakak bertahan mati-matian jangan sampe gawangnya kebobolan. Serangan cukup gencar karena para pemain FP, yang 5 orang diantaranya adalah teman kakak sendiri dari tim sebelumnya, memang cukup berpengalaman mengikuti turnamen. Perjuangan kakak tidak sia-sia hingga sampai babak kedua berakhir tidak terjadi pertambahan angka untuk tim FP.

Kakak berfoto sebelum pertandingan lawan Football Plus. Kalah - menang yang penting hepi...
 
Selesai pertandingan lawan Football Plus
Pertandingan berikutnya, kakak dan temen-temennya melawan tim SSB Siliwangi.  Menurut pengamatan Ayah, sepertinya kakak cukup sukses berbaur dengan tim barunya ini. Kakak terlihat santai, tidak banyak beban dan cepat bersosialisasi. Bahkan konon tukang parkir dan tukang gorengan pun sudah kenal dengan kakak.. ha...ha.. (kata ayah ini lhoo... selaku penggemar utama anaknya sendiri..he..he..!!). Sebenernya, menurut kakak, beberapa pemain Panama sudah sempat kakak kenal karena sudah sempat beberapa kali bertemu di berbagai turnamen sebelumnya. Kakak sendiri merasa bersyukur dan bangga atas ajakan untuk bermain di tim Panama ini, karena kakak merasa diberi kesempatan meraih pengalaman berharga bermain di tim yang cukup tangguh. Pertandingan lawan SSB Siliwangi ini juga berakhir dengan kemenangan bagi tim Panama. Dengan kemenangan ini, maka tim Panama berhak melaju ke babak berikutnya, yaitu babak 8 besar.

 
Lawan SSB Siliwangi
Pada pertandingan pertama di babak 8 besar melawan SSB Citra Jaya, kakak cukup tegang dan deg-degan karena sekarang sudah sistem gugur. Artinya setiap tim akan bertanding habis-habisan atau langsung tersingkir.  Saking tegangnya, konon kakak sempat mengucapkan nazar jika menang.  Tapi, ternyata ayah lebih tegang lagi. Seperti biasa, saat tekanan pertandingan memuncak, biasanya ayah malahan nggak bisa motret sama sekali saking tegangnya, takut kalah, takut kakak sedih, dlsb. Kerjanya cuma mondar-mandir di pinggir lapangan bak Sir Alex Ferguson yang sedang cemas melihat permainan anak-anak asuhnya. Mulutnya terkatup rapat, tanpa senyum. Kamera hanya jadi hiasan yang menggantung di bahunya. Halaah.. lebay...!! 
Dari berbagai turnamen sebelumnya, biasanya seiring dengan meningkatnya tensi permainan, menurun juga jumlah foto yang dihasilkan. Pada pertandingan kali ini, ayah bahkan nggak motret sama sekali selama pertandingan, hanya sempet foto-foto di sesi awal sebelum pertandingan dimulai.
Oh ya.. meskipun Stadion tempat pertandingan berlangsung sangat kurang terawat, kata ayah, untuk menonton tetap dipungut tiket sebesar Rp.2000. Halaah.. geuningan lumayan aya tiketna sagala...!!


salam-salaman sebelum pertandingan dimulai
Konon pertandingan berlangsung cukup sengit dengan kekuatan berimbang. Suasana pertandingan semakin tegang karena harus terjadi adu pinalti untuk menentukan kemenangan.  Kira-kira sebelum adu pinalti, ayah telpon..
"Bu, doain ya.. anaknya pinalti-pinatian niih.. semoga menang"
Ya.. Amiin.. ibu doain.. Ooh jadi ibu nggak nonton yak? Nggak.. ibu nggak nonton. Soale pertandingannya jauh di Cimahi dan kalo nonton berarti adek harus diajak. Udah jauh, panas, macet lagi. Jadi ibu milih jaga adek di rumah aja dan mendoakan dari jauh.
Kira-kira 20 menit kemudian ayah telpon lagi..
"Alhamdulillah bu.. menang..!! Kakak ngeblok satu tendangan".
Alhamdulillah..ibu ikut senang.. 
Nah.. waktu tulisan ini dibuat, kakak baru saja menghadapi partai penentuan, apakah akan berhasil masuk ke babak final atau tersingkir. Lawannya juga tim yang cukup berat yaitu SSB W-Four. Kalo diliat dari rekam jejaknya. SSB ini cukup tangguh juga. Bahkan SSB ini sempat menjadi finalis Danone Nations Cup 2012 tingkat Jawa Barat. Waah... berarti bukan tim abra-kadabra doong..!!  
Ayah dan kakak berangkat jam 11an karena pertandingannya berlangsung jam 12 teng. Kira-kira jam 12.30 ayah telpon, lapor bahwa pertandingan baru aja dimulai. "Doain ya bu..!!" 
Oke, segeralah ibu berdoa...
"Ya Allah, lindungilah anakku dalam pertandingan ini. Selamatkanlah ia jangan sampai cedera. Karuniailah rezeki dan barokah padanya dan berilah ia kekuatan untuk dapat memperjuangkan amanah yang diberikan padanya...."
Hadoooh, seperti biasanya kalo nginget-nginget kakak lagi tanding di event penting seperti ini ibu suka mules karena sutress dan tegang. Meskipun nggak menyaksikan langsung di lapangan, teuteup aja berasa mules.. apalagi kalo di lapangan. Kebayang aja tuh si Ayah mondar-mandir sutress. 
Kira-kira jam 13.30 ibu telpon, katanya.."Blum ada hasil, baru beres satu babak." 
Hadoooh.. makin mules aja niih.. ngarepinnya sih menang. Tapi kan semuanya gimana takdir dan rezeki dari Allah SWT aja. Namanya juga maen bola, bola kan bunder, gitu kata orang-orang.
Akhirnya, kira-kira jam 14.30 ayah telpon... 
"Menang bu..!!" 
Alhamdulillah.. baru deh lega...!!
Sejam kemudian ayah dan kakak pulang, langsung deh ibu tagih foto-fotonya. Tapi seperti dugaan, fotonya nggak banyak karena ayah sangat tegang selama pertandingan. Konon pertandingan berlangsung cukup sengit karena kedua tim berjuang sekuat tenaga. Kakak bahkan nyaris cedera karena ditendang kakinya oleh pemain lawan.  Lho yang ditendang bola mas, bukan kaki orang...

Kakak meringis menahan sakit

Menangkis serangan
 
Alhamdulillah, tim kakak menang..


Meski kondisi stadion kurang terawat tetapi kami tetap bertanding penuh semangat

Jadi.. kesimpulannya, tim kakak masuk final...Alhamdulillah... Dari awal harapan ayah sederhana saja. Semoga kakak dapat berjuang bersama timnya sampai ke final, sehingga tidak percuma kakak jauh-jauh ke Cimahi menjadi pemain gacong. Oke, tinggal satu pertandingan lagi... lawannya juga lumayan berat, SSB Duta Motor atau Produta. Semoga..... semoga......!!